Peran Suami - Isteri Pasangan Kristiani "Mengasihi dalam berkatNya"


Pernikahan merupakan persekutuan kudus yang diberikan Tuhan untuk manusia melakukan kehendak Tuhan dengan sungguh, pernikahan kristen sangat sakral dan kudus untuk itulah jika pasangan yang hendak diteguhkan dalam ikatan pernikahan kudus dihadapan Tuhan maka ikatan itu sangat sakral dan kuat serta kokoh dihadapan Tuhan dan manusia.


Pernikahan merupakan satu kesepakatan dan kehendak manusia untuk menjadi satu dan ini merupakan perintah Tuhan seperti dalam Kejadian 1 ayat 28 :

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: a  "Beranakcuculah dan bertambah b  banyak 1 ; penuhilah bumi c  dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas d  ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. e "; itu mengartikan jika Tuhan memerintahkan manusia untuk menjadi banyak dan tentunya agar semua berjalan dengan baik maka perlu tidak melanggar aturan yang ada dengan diteguhkan dan dipersekutukan dengan ikatan perkawinan agar pernikahannya kudus dan tidak bertentangan dengan hukum Tuhan tentang zina.


Hakekat pernikahan harus dipahami secara mendalam, hal ini sangat penting karena menjadi pendasar penting dalam mulai kehidupan dalam pernikahan.

Memang kita tidak menutup mata jika pernikahan itu memerlukan diantaranya :

1. Kesamaan prinsip, visi dan misi yang selaras dan utuh;

2. Keuangan finansial yang cukup untuk memulai kehidupan;

3. Kesamaan pemikiran dan kehendak;

4. Kesamaan dalam menyatukan dua keluarga;

Dari beberapa faktor yang menjadi landasan pernikahan tersebut tentu saja pernikahan harus disepakati bersama antara pasangan yang satu dengan yang lain, dan memang dalam pernikahan kristen berpedoman kepada kekuasaan Teokrasi artinya Tuhan yang berkehendak dan Tuhan yang memutuskan seperti halnya pernikahan kristen menganut Partiarki (Laki-laki berkuasa memimpin https://id.wikipedia.org/wiki/Patriarki ) dan hal ini dapat dilihat pada Efesus 5 : 22-25 : "5:22 Hai isteri, tunduklah 1  kepada suamimu s  seperti kepada Tuhan, t  5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala 2  jemaat. u  Dialah yang menyelamatkan tubuh. 5:24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami v  dalam segala sesuatu. 5:25 Hai suami, kasihilah isterimu w  sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya x "

Dalam hal ini otoritas pria dalam hal ini suami sebagai kepala keluarga sangat penting dan sangat dihormati, tentu saja ini merupakan perintah yang tertuang pada alkitab.


Tidak ayal konflik dalam rumahtangga pasca pernikahan lanjutan dapat terjadi karena kerenggangan antar pasangan dan adanya pengaruh faktor dari luar yang sengaja memperkeruh masalah dalam keluarga, adapun faktor lain yang sangat menonjol dalam penyebab perceraian dan keretakan rumahtangga yakni faktor keuangan yang kurang dan adanya kelakuan menyimpang suami atau isteri dengan pihak lain dalam hal ini khususnya lawan jenis yang kemudian cenderung perbuatan asusila yakni perselingkuhan, tidak dipungkiri gangguan ini sangat dekat dengan sekitar kita dan Tuhan sangat menentang perselingkuhan karena perzinaan adalah hukum yang adil bagi pelakunya dan Tuhan secara tersirat "mengijinkan" seseorang menceraikan pasangannya jika perilaku perzinaan terjadi pada pernikahan meskipun perceraian bukanlah hal baik dan berguna untuk tujuan pernikahan, siapapun didunia ini dalam hidupnya tidak pernah menghendaki pernikahan hancur tetapi perilaku manusia tidaklah dapat ditebak kenyataannya (Lihat : Matius 5 : 32).


Mengenai keuangan dan masalah finansial lainnya ini dapat mula menjadi masalah dalam reumahtangga pernikahan memang kenyataan keuangan sangat diperlukan dalam kesinambungan kehidupan rumahtangga namun demikian tidak ada alasan pernikahan dapat menjadi penting penyebab perceraian atau keretakan pernikahan kristiani, masalah pernikahan tidak didasarkan sepenuhnya oleh hal keuangan, tidak ada satu ayat pun di alkitab yang menyatakan hak isteri menerima nafkah dan suami memberi nafkah, coba perhatikan Kejadian 3 : 17 :"Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, f  maka terkutuklah g  tanah h  karena engkau; dengan bersusah payah i  engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: j "

Dari ayat tersebut diatas tidak sertamerta dipahami jika laki-laki mutlak harus mencari rejeki artinya pemahaman ini memiliki arti jika kita sebagai manusia karena telah berdosa dihadapan Tuhan maka kita akan sukar dan mencari sendiri rejeki karena saat manusia mula-mula itu Tuhan sangat berkenan dan apapun yang diperlukan manusia itupun disediakan oleh Tuhan. Banyak hal yang harus dipahami dalam pernikahan (kristen) dan rumahtangga kristen karena dalam menjalankan hidup berumahtangga bukan hanya faktor finansial yang menjadi batu permasalahan untuk harus retak penikahannya, masalah keuangan hanya menjadi hal lumrah manakala itu dipahami secara iman, seperti suami di PHK, suami belum mendapatkan pekerjaan, suami sakit dan lain sebagainya itu bukan alasan lalu isteri menjadi kalap dan meninggalkan suaminya karena dalam pernikahan itu sangat penting arti bersama dan bersabar.
Tentu kita akan terus ingat Firman Tuhan yang berkata demikian : Matius 6:26
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan g  oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? h

Firman Tuhan ini menjelaskan bagaimana Tuhan sangat sayang dengan kita, seberapa keadaan kita tentu saja kita masih tetap diberkatiNya dan diberikan apa yang kita perlu, burung-burung diudara dicukupiNya apalagi kita, masakkah oleh keadaan perekonomian sulit, masalah kehidupan lainnya lalu kita cepat mengeluh dan menjadi merenggangkan hidup kita dengan pasangan dengan merasa kurang atau tidak cukup, Ia ingin kita selalu bersyukur dan terus mengejar kasihNya bukan hal duniawi.
 
Adalah hal yang naif jika seluruh beban keuangan mencari nafkah selalu dibebankan oleh suami dan hal ini bukanlah lantas merubah pemahaman jika yang mencari rejeki bukan suami, pemahaman ini adalah jika suami dan isteri bersatu padu dan seiya sekata, pernikahan kristen tidak boleh dipersamakan dengan pernikahan dengan agama lain, seperti halnya agama lain memperbolehkan menikah lebih dari satu pasangan dan alasan lainnya tetapi itulah uniknya dan kudusnya pernikahan kristen, jika salah satu pasangan sedang kesulitan maka pasangan yang lain perlu mendukung dan bukan mempersalahkan, pasangan lain menjadi bagian dalam kehidupan rumahtangga, jangan lantas memahami secara hak atau kewajiban secara sempit jika diperhadapkan dengan situasi seperti ini maka masing-masing pasangan harus tetap memiliki rasa saling mengasihi, sabar dan tetap berbuat yang terbaik agar pasangannya tetap menjadi satu bukankah dalam janji pernikahan "mau menerima pasangan dalam suka maupun duka".


Banyak pasangan rumahtangga bubar karena hal sepele seperti suami sakit, suami tidak memperoleh pekerjaan dan belum dapat memberi nafkah atau masalah finansial tidak bisa kaya dana lainnya terkadang pasangan menjadi terhasut dengan pikiran sendiri atau orang lain sehingga menjadi lupa jika dia harus tetap menjaga keutuhan rumahtangga, apapun masalah yang ada sebagai isteri juga harus berperan mendukung keluarga bisa jadi isteri membantu ekonomi keluarga yang masih belum sehat keuangannya dengan cara isteri bekerja, hal ini bukan tabuh tetapi demi pernikahan kudus bukan lantas isteri menjadi tidak sanggup mempertahankan pernikahan lalu mengajukan perceraian dan lain sebagainya. Tuhan menginginkan damai sejahtera seperti tertulis pada Yeremia 29 : 11  " Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan w  apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera x  dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan y  yang penuh harapan."

Makna ayat tersebut diatas harus dipahami secara iman bukan secara duniawi artinya kesulitan yang ada apapun seperti ekonomi yang awut-awutan dan masalah keuangan lainnya bukan menjadikan kita malah jatuh dan menjadi pergumulan tetapi justru menjadikan kita belajar dari keadaan, tidak ada alasan jika Tuhan menyatakan kehendaknya dalan firmanNya tetapi semua beralasan dan janjiNya selalu ditepatinya hanya manusia enggan untuk menerima dan menunggu seperti didikan Tuhan.

Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan, percayalah masalah apapun dalam hidup kita seperti masalah keuangan jangalah membuat kehidupan keluarga kita tercerai berai mungkin kita diijinkan memiliki masalah tetapi Tuhan juga tidak akan membiarkan kita dan kita terus tetap utuh dalam menjalani hidup karena Tuhan mampu mnjadikan hal sepele tidak berarti dan Tuhan akan memberkati kita umatNya dan kita tidak akan dibiarkan tergeletak karena Tuhan menatang kita.

Masalah Keuangan sesungguhnya bukan masalah utama dalam situasi sulit yang mampu menjadi awal dan faktor kerenggangan atau keretakan hubungan pernikahan, pasang surutnya keadaan keuangan atau ekonomi hanyalah masalah sementara karena terkadang kita diijinkan melalui masa sulit dalam hidup dan seberapa kita kokoh dalam menjaga hubungan keluarga tersebut dan kita harus berupaya mempertahankan keluarga apapun keadaannya dan senantiasa mendasarkan kehidupan kita kepada Tuhan Yesus bukan pikiran dan krisis keuangan ataupun masalah apapun lainnya biar Tuhan berdaulat atas kehidupan keluarga kristen.

Tuhan Yesus selalu menjaga dan mencukupkan kehidupan kita meskipun secara manusia masih tetap kurang,  dampak ekonomi dan kesulitan mendapatkan pekerjaan serta kesulitan mencukupi kebutuhan bukan hal yang penting untuk disikapi tetapi tetap tangan Tuhan penuh kuasa secara kerohanian itu hal sepele tidakkah Tuhan mengetuk hati keluarga yang lain untuk berbagi jika keluarga satunya sedang terkendala untuk itulah isteri yang akan selalu diberkati Tuhan selalu sabar dan menerima pasangannya mesidalam situasi sulit sekalipun selama itu tetap dalam pernikahan kudus, tidak tepat jika isteri meninggalkan suami dan berniat meretakkan pernikahan kudus hanya karena hasutan orang lain atau keuangan yang sulit, apalagi hasutan orang-orang disekitarnya yang mencemooh dan merendahkan pasanganya hanya demi masalah keuanga, pahami jika suami sedang dalam situasi sulit maka pahamilah Tuhan justru mau memberikan berkatNya yang besar kepada keluarga tersebut maka itu isteri yang bijaksana selalu menerima pasangannya dalam keadaan sulit sekalipun dan demikian sebaliknya suami terhadap isteri.

Diberkatilah keluarga kristen yang tetap utuh mempertahankan pasangannya dan keluarganya
Tuhan Yesus memberkati.

Sumber :
http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=kej&chapter=1&verse=28
http://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=efesus%205%20:%2022-25
http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=kej&chapter=3&verse=17
http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=yeremia&chapter=29&verse=11
http://alkitab.sabda.org/verse.php?chapter=6&verse=26

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Gereja GKJW Jemaat Sidotopo, Surabaya

Perjamuan Suci dan Hubungannnya dengan Jumat Agung

Publikasi Skripsi Teologi Tentang Sidi di GKJW