Jangan Menghakimi Menurut Pandangan Kita

Seorang kaya menilai kekurangan orang yang miskin, seorang yang berpendidikan tinggi menilai orang yang berpendidikan rendah demikian contoh-contoh lainnya yang serupa;
Sering kali diantara kita menilai seseorang yang lain menurut cara pandang dan pikiran kita, ini tentu kurang tepat dan ketika cara menilai itu tidak menjadikan niatan tujuan baik atau cenderung yang kurang tepat tentu akan menjadi dampak yang kurang baik bagi sesamanya.
Demikian firmanNya :
Matius 7:1-2
Hal menghakimi
7:1 "Jangan kamu menghakimi 1 , supaya kamu tidak dihakimi. o  7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. p 
Lukas 6:37
Hal menghakimi
6:37 "Janganlah kamu menghakimi 2 , maka kamupun tidak akan dihakimi. m  Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. n 
Roma 2:1
Dari firman Tuhan itu tentu kita diajak untuk senantiasa menilai hal yang baik bukan malah merendahkan kehidupan orang lain dengan cara dan pemikiran kita, tentu pikiran orang tidak selalu sama.
Ketika seseorang memilai sesamanya dengan sudutpandang yang dia pahami atas suatu masalah maka tentu saja ini telah menjadikan kita cara pandang yang menghakimi dalam ajaran Tuhan, kita diajar untuk tidak menghakimi sesama kita dengan cara dan penilaian kita karena penghakiman itu ialah hak Tuhan semata, Hanya Tuhan yang berhak menghakimi manusia karena pada hakekatnya manusia satu dengan manusia yang lain adalah sama dan tentu saja tidaklah boleh ketika manusia itu menilai dan bahkan cenderung menghakimi sesamanya,
Ada seseorang yang berkotbah, karena dia merasa hendak ingin menjatuhkan nama baik seseorang ia dengan berkotbah berkesempatan untuk melontarkan kalimat yang menyinggung sesamanya, tentu saja ini kurang tepat, seseorang yang berkotbah haruslah memberi contoh dengan mengajarkan yang baik, dengan tutur yang membangun bukan malah seseorang tersebut justru membawakan kotbah dengan menyinggung sesamanya bak seseorang yang berkotbah itu telah benar dan saleh hidupnya padahal belum tentu.
Firman Tuhan mengajarkan pada kita :
Hukuman Allah atas semua orang
2:1 Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. l  Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama 3 . m 
Roma 2:16
2:16 Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil h  yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi 4  i  dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus. j 
Roma 14:4
14:4 Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? p  Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
Dari penjelasan kutipan firman itu, adakah sesorang yang suci hatinya sehingga perilaku hidupnyalah yang harus dicontoh, tentu tidak ada manusia yang suci dan perilakunya harus dicontoh selain Tuhan Yesus yang merupakan manusia sejati dan Tuhan sejati.
Ucapan Buruk Adalah Contoh Salah satu Wujud Menghakimi Sesama
Pemberitaan firman harus dilakukan dengan santun, Firmanlah yang menghakimi manusia buka manusia dengan tendensi dan ucapannya menghakimi sesamanya!
Mungkin sangking seringnya kita terbiasa menggunakan ucapan yang tidak mendidik, kurang ramah, kurang kasih atau perkataan yang menyinggung dan cenderung menyakiti hati sesama merupakan wujud hakikat jika kita telah menghakimi sesama kita,
Mungkin saja pada saat ini kita masih diberi kesehatan jang lantas menghina sesama kita yang sedang kurang baik kesehatannya,
jangan juga ketika kita memiliki harta yang masih kita pegang lalu dengan sembarangan menganggap orang lain itu harus mengikuti cara dan kehendak kita,
Tuhan itu penuh kasih itulah sebabnya Tuhan mau kita juga penuh kasih, sehingga ketika kita tidak berperilaku penuh kasih maka itu sama juga kita melawan Tuhan karena tentu saja kita tidak menuruti kehendak Tuhan yang menganjurkan kita berbuat kasih senantiasa dalam hidup kita!
Tidak ada perilaku manusia itu sempurna selain Tuhan sendiri, manusia cenderung menilai itu yang cenderung subyektif, karena manusia tidak pernah baik secara lahinya itu karena manusia diliputi kedagingan yang sebenarnya adalah pikiran dan kehendak duniawi!
Sebagai umat Tuhan, tentu jabatan apapun yang kita miliki bukan justru menjadikan kita menjadi orang yang berlebihan menilai sesamanya dari sudut pandang dan jalan pemikiran kita!
Tuhan memberi kita kelebihan mungkin pada saat ini agar kita menjadi berguna dan bermanfaat bagi sesama, bukan karena apa yang sudah kita miliki lantas kita menjadi angkuh, tamak atau sombong.
Roma 14:10-13
14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina w  saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan x  Allah. 14:11 Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, y  demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah. z " 14:12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. a 
Jangan memberi batu sandungan

Pada Firman Tuhan diatas tentu saja memiliki makna Tuhan mrnginginkan pada umatNya untuk senantiasa taat dan mengakui hanya Tuhan Sang Hakim Agung yang berkuasa, Demikian perjalanan kehidupan manusia juga akan diperhitungkan Tuhan dan Tuhan sendiri akan menghakimi sesuai dengan caraNya.


Tidak Pernah Kita Diperbolehkan Saling Menghakimi
Penghakiman adalah hak mutlak Tuhan, itulah mengapa kita umatNya tidak diperbolehkan menghakimi sesama kita, tentu saja ini bukan tidak beralasan, ini juga karena Tuhan ingin menciptakan suasana harmonis bagi manusia, karena ketika manusia itu menghakimi sesamanya maka itu berarti manusia telah memposisikan dirinya sama dengan Tuhan semesta alam,


Keduniawian Membuat Kita Lupa Hakikat Sebenarnya Kita
Keduniawian seperti jabatan, gelar, materi sering menjadi penyebab utama orang menjadi lupa sesungguhnya dia itu adalah manusia yang lemah, manusia yang lemah cenderung menyombongkan diri dengan kepemilikan duniawinya, dia merasa dengan apa yang dia miliki itu menjadikan lebih unggul dari yang lainnya, kecenderungn seseorang manusia lebih unggul dari yang dilihat ilah menjadikan manusia berlebihan dalam menilai sesamanya itulah yang disebut jika manusia lebih mudah menghakimi sesamanya ketika memiliki hal keduniawian padahal hal keduniawian itu bersifat fana dan pemberian semata, fana berarti tidak seterusnya itu artinya apapun yang kita dapatkan sebenarnya merupakan pemberian Tuhan dan suatu kali ketika akan segera habis masanya Tuhan Tiak akan memberikannya lagi jika manusia yang diberi itu ternyata lalai dan lupa hakikat sesungguhnya yakni menjadi bagian berkat bagi sesamanya.

Perjalanan hidup manusia adalah sama, jika manusia belum merasakan beban penderitaan yang dialami dan dirasakan sesamanya yang lain maka tidaklah perlu manusia itu mencibir, menyinggung atau bahkan menghujat karena memang hak menilai yang juga sepadanan dengan hakikat menghakimi adalah dari Tuhan,

Kesetaraan manusia satu dengan yang lain justru membuat manusia mengasihi sesamanya karena manusia yang belum mengalami masalah akan juga mengalami masalah yang mungkin berbeda keadaan hanya waktunya berbeda, jika kita yang suka menilai dan menghakimi sesama belum mengalami keadaan yang mendera sesamanya maka bisa jadi esok atau dilain waktu akan mengalami keadaan yang sama dengan yang suka dia hakimi,

 
setiap manusia perlu mengambil sikap untuk memahami dan menjadi mengerti kehidupan karena pepatah hidup itu seperti roda yang berputar maka setiap manusia akan mengalami masalahnya masing masing dengan keadaan dan waktu yang berbeda-beda itulah mengapa kita sebagai umatNya diajak Tuhan untuk rendah hati, saling menguatkan bukan malahan menghakimi seperti ayat tersebut dibawah :
14:13 Karena itu janganlah kita saling menghakimi 5  b  lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung! c 
Yakobus 4:11
Jangan memfitnah orang
4:11 Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah 6 ! y  Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, z  ia mencela hukum a  dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, b  tetapi hakimnya.

Ketika kita akan menghakimi sesama kita maka tentu penghakiman akan diberikan Tuhan kepada kita karena kita kurang bersungguh memahami makna kasih yang adalah mengasihi Tuhan dan sesama kita, Jangan karena keadaan kita masih sehat lalu meghina saudara kita yang sakit, jangan karena kita masih bergelimpang harta lalu kita menghakimi sesama kita yang kekurangan demikian agar kita tidak bercacat dihadapan Tuhan.
Semoga Firman Tuhan lebih mengarahkan kita kepada pikan khuudus dan tak bercacat cela dengan pikiran dan perilaku yang suci dengan tidak menghakimi sesama kita, Tuhan Yesus memberkati.
 https://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Mt%207:1,2,Lu%206:37,Ro%202:1,16%2014:4,10-13,Jas%204:11

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Gereja GKJW Jemaat Sidotopo, Surabaya

Perjamuan Suci dan Hubungannnya dengan Jumat Agung

Publikasi Skripsi Teologi Tentang Sidi di GKJW